List News

Pada 28 Mei 2018 lalu, dr. Fikri Budimansyah, salah satu praktisi khitan klinik Rumah Sunatan, Cibubur atau yang saat ini melakukan rebranding menjadi Rumah Sunat dr. Mahdian. Mencoba penggunaan disposable circumcision suture device (DCSD) atau yang dikenal sebagai stapler oleh para praktisi khitan. Percobaan dilakukan pada 2 pasien khitan anak dan dewasa, dimana keduanya dilakukan tindakan anastesi menggunakan teknologi suntikan tanpa jarum comfort-inTM.

Meski baru pertama kali menggunakan DCSD keluaran Jiangxi Yuansheng Langhe Medical Instruments, tidak ada kesulitan berarti dialami dr. Fikri. Bahkan menurut dr. Fikri, DCSD memiliki keuntungan proses khitan yang lebih cepat terutama pada pasien dewasa. “Selama ini untuk kasus khitan dewasa, kita sebagai praktisi hanya menganjurkan metode khitan tradisional, baik manual maupun electric cauterization (EC),” jelasnya. Dengan hadirnya DCSD atau yang dikenal sebagai metode stapler ini, praktisi khitan bisa lebih banyak memberikan pilihan bagi pasien.

Dari beberapa literatur medis, mengenai DCSD teknologi khitan modern ini memang sangat dianjurkan pada pria dewasa. Dalam sebuah meta analisis di China yang dilakukan oleh ChuiGuo Huang dan kawan-kawan yang sudah dipublikasikan di Jurnal Andrologi pada tahun 2016 lalu. Membandingkan efektivitas penggunaan DCSD dengan ShangRingTM circumcision (SRC) dari sekitar 12 penelitian yang dilakukan review. Dari sekitar 3345 partisipan dengan pembagian 1661 menggunakan DCSD dan 1684 SRC. Hasilnya menunjukan bahwa lama tindakan khitan lebih cepat pada kelompok yang menggunakan stapler dibandingkan ShangRingTM. Selain itu skor rasa nyeri saat tindakan sirkumsisi dilakukan juga lebih rendah pada kelompok yang menggunakan stapler.

“Stapler juga memiliki keunggulan lain yakni tanpa harus melakukan pelepasan tabung. Sehingga meningkatkan kenyamanan pasien. Sehingga bebas dari rasa nyeri saat tindakan pelepasan klem,” jelasnya. Hasil estetik yang lebih baik juga didapatkan pada penggunaan stapler dibandingkan ShangRingTM. Penggunaan DCSD juga menurunkan risiko komplikasi, dengan lama penyembuhan luka yang lebih singkat serta perdarahan yang terjadi risikonya menjadi lebih minimal dibandingkan penggunaan ShangRingTM. Meski tidak bisa dipungkiri DCSD memiliki kekurangan pada harga alat yang lebih mahal dibandingkan jika praktisi sirkumsisi menggunakan teknologi disposable klamp.

Dari meta analisis diatas, DCSD dikatakan lebih efektiv dan aman dibandingkan penggunaan ShangRingTM.

Tags:

Share: