List News

Purwokerto, 19 Agustus 2018 – Meski teknologi sirkumsisi modern telah dikenal di hampir setiap Negara di Dunia, ini masih menjadi hal baru di Indonesia. Minimnya tenaga medis yang dapat melakukan tindakan ini, kurang tertariknya praktisi pada tindakan bedah minor sirkumsisi, serta masalah komplikasi yang dapat terjadi menjadi salah satu halangan yang menyebabkan banyak praktisi medis enggan untuk melakukan tindakan sirkumsisi.

Padahal dari beberapa informasi yang didapat, setiap tahunnya ada sekitar 2 juta anak Indonesia melakukan tindakan sirkumsisi. Namun tak lebih dari 30% nya yang menggunakan teknik sirkumsisi modern. Beberapa literatur medis menyebutkan tindakan sirkumsisi modern seperti penggunaaan disposable clamp terbukti menurunkan angka komplikasi yang mungkin terjadi, seperti infeksi silang, perdarahan, dan trauma pada batang penis.

Belum lama ini, PT Visi Sejahtera Medika, sebagai salah satu distributor alat-alat sirkumsisi terlengkap di Indonesia, bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah dan Ikatan Dokter Indonesia (cabang) menyelenggarakan workshop dan symposium teknologi sirkumsisi modern.

Dalam acara yang dihadiri sekitar 45 praktisi sirkumsisi dari berbagai wilayah di Jawa Tengah ini, dihadirkan beberapa materi diantaranya; teknik-teknik sirkumsisi, legalitas sirkumsisi, teknik anastesi local pada sirkumsisi, dan teknik sirkumsisi dengan metode free needle injection (Comfort-inTM).

Praktek penggunaan disposable clamp seperti mahdian klem dan comfort-inTM menjadi materi yang paling banyak ditunggu para peserta seminar. Dokter M Fadhol Romdhoni M.si, sebagai pembicara mengatakan Comfort-inTM sebagai salah satu teknologi free needle injection (FNI) yang ada di pasar Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan alat lain diantaranya, lulus uji dan sertifikasi laboratorium Korea, aksesoris lengap mulai dari nozzle, adapter, dengan sistim keamanan alat yang baik. Serta dengan pilihan injector yang lengkap, yang dapat disesuaikan dengan usia, anatomi penis pasien. “Ini penting karena dapat berdampak pada efektivitas anastesi yang dihasilkan pada prosedur sirkumsisi,” pungkasnya.

Tags:

Share: